Jumat, 19 Juli 2019

Saudaraku Palestina





Berita tentang Palestina adalah airmata. Ia selalu datang menyentak, ibarat teguran keras di tengah kesibukan kita yang penuh peluh dan keluh. Seakan ia mengingatkan,bahwa ada perkara yang lebih punya arti. Ia seakan menarik kita untuk kembali, merasakan getar perjuangan dalam balutan iman. Palestina adalah masalah yang sengaja Allah "sisakan" untuk kita. Untuk menyaring kualitas keimanan kita. Karena mudah saja bagi-Nya untuk membinasakan Israel dan para pembelanya.

Allah...
Ijinkan airmata ini punya jiwa
Ijinkan getar kalbu ini punya ruh
Agar bisa melipat jarak bersama awan yang berpeluh

Memeluk
Merengkuh
Membenamkan selaksa asa yang tak tertahankan
Oleh cinta yang terluka

Allah...
Sungguh,
Dia!
Mereka!
Para durjana!

Nyata pekak telinga
Buta abadi mata lahir batinnya
Tak mampu bercakap lagi kecuali titah iblis

Mereka menantiku menyayatkan perih yang sama
Menantang dunia yang ia kira sempurna dalam ketiaknya

Allah...
Aku umpama debu di tangan-Mu
Kuasakan debu ini melayang menembusi jantung Trump

Palestina!
Palestina!
Palestina!

Sisakan bagian surga untukku
Tak 'kan sekedar kata mencintaimu
Tak hendak sekelebatan bayang dalam jerihmu
Adaku
Bagian dari perjuanganmu

Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata ( mereka ) terbelalak. QS. Ibrahim : 42

(Puji Lestari)

RCM (Remaja Cinta Masjid)







Remaja Cinta Masjid






Alhamdulillah, segala puji hanyalah milik Allah SWT dan syukur senantiasa kita kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, taufik dan hidayahNya. Semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan keselamatan atas junjungan kita Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, keluarga dan para pengikut yang setia hingga akhir jaman nanti.
                RCM (Remaja Cinta Masjid) Merupakan Wadah Organisasi Pemuda di Semarang yang bergerak dibidang sosial dengan sasaran kegiatan Masjid/Mushala di Lingkungan Kota Semarang. Tujuan dibentuknya Organisasi ini berangkat dari kepedulian kami terhadap generasi muda yang kelak nanti pada saatnya akan menjadi pemimpin/tulang punggung sebuah bangsa dan agama, karena pemuda adalah asset berharga.
Kemajuan maupun keburukan juga sangat bergantung oleh pemuda yang menjadi tokoh utama dalam peranannya dalam melakukan suatu perubaha. Kaum muda memiliki potensi yang bisa diharapkan. Mereka memiliki semangat yang sulit dipadamkan. Terlebih jika semangat bercampur dengan pengetahuan dan akhlaqul kharimah dan dapat diterapkan melalui tindakan yang bermanfaat.
Rasulullah Shallahu `alaihi wa sallam bersabda; “Tidak akan bergeser kaki seorang manusia dari sisi Allah, pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya (dimintai pertanggung jawaban) tentang lima perkara: (salah satunya) masa mudanya digunakan untuk apa.” (HR at-Tirmidzi). RCM memiliki visi misi sebagai berikut:


VISI
Membangkitkan Semangat Pemuda Untuk Memakmurkan Masjid.
MISI
I)                   Mengamalkan Hadist Nabi Shalallahu alaihi wassalam, tentang Pemuda yang hatinya terikat Masjid dan pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah.
II)                 Menjaga Kebersihan Masjid dan Lingkungan
III)              Mengajak pemuda untuk peduli masjid dan lingkungan

Selain kegiatan Bersih-bersih Masjid/Mushala kegiatan RCM juga meliputi: Outbond, Hiking, Mabid, dan Baksos Peduli Yatim Dhuafa

Lampiran  Kegiatan

kajian
bersih2 masjid


Senin, 01 Juli 2019

MENGAPA KAMI GOLPUT

Terkadang iman tidak bisa dilogika oleh seorang hamba, karena iman bukan terletak di otak melainkan keyakinan yang tinggi seorang hamba kepada Rabbnya.
Jalan iman itu banyak rintangan dan kerikilnya selalu tajam serta menyakiti kaki kehidupan. Tetapi bukankah Rabb semesta Alam yang memberikan pertolongan kepada setiap hamba yang beriman secara benar? Karena sungguh pertolongan jauh lebih besar dari ujian yang diberikan kepada insan yang beriman.
Kadang konsekuensi iman begitu berat. Contohnya, Nabi yang menolak untuk duduk di Darun Nadwah ataupun menolak kesepakatan untuk saling bergantian dalam beribadah sehingga turun surat Al-Kafirun.
Ia juga kadang harus melepas sebuah kesempatan besar ketika kesempatan itu tercampur antara kebenaran dan kebatilan.
Bukankah Nabi saw hampir saja menyepakati sebuah kesempatan besar ketika musyrikin menawarkan jalan tengah kepada Rasul supaya mengusap kaki berhala dan dengan itu kaum musyrikun akan berbondong-bondong masuk Islam, tetapi Allah menurunkan surat Al-Isra ayat 73-75?
وَإِنْ كادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ عَلَيْنا غَيْرَهُ وَإِذًا لاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا (73) وَلَوْلا أَنْ ثَبَّتْناكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا (74) إِذًا لَأَذَقْناكَ ضِعْفَ الْحَياةِ وَضِعْفَ الْمَماتِ ثُمَّ لا تَجِدُ لَكَ عَلَيْنا نَصِيرًا (75)
“Dan Sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi demikian, benar-benarlah kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia Ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap kami.”
Jalan iman terkadang menyebabkan kita seakan kalah di mata manusia, sebagaimana Nabi saw yang harus terusir dari kampung tercinta. Sebagaimana nabi Musa yang meninggalkan Mesir dan dikejar oleh Firaun. Tetapi lihatlah sejarah bahwa kemenangan datang pada detik-detik yang terakhir, ketika Allah membalik semua keadaan.
Bukankah hijrah yang identik dengan terusir justru menjadi pukulan terberat kaum musyrik? Dan bukankah tongkat nabi Musa yang mengubah lautan menjadi daratan? Padahal beberapa detik sebelumnya Nabi Musa masih kebingunan apa yang harus dilakukan karena di hadapannya lautan dan di belakangnya Firaun?
Jadi, jalan iman tidak usah dilogika, karena ia bukan logika khas akal. Ia adalah keyakinan terhadap Rabbnya.
Ketika kami tidak memilih, janganlah engkau salahkan jalan keimanan kami, karena kami memilih jalan ini sebagai konsekuensi iman, sembari menghibahkan diri untuk terus berjuang di jalan Allah.
Janganlah demokrasi; sebuah jalan daruratmu menyalahkan kaum mukminin yang berpegang kepada janji Allah. Sungguh kami meyakini janji Allah adalah kepastian.
Penulis: Oemar Mita, Lc